: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Yohanes 14:6

Sabtu, 21 November 2015

4 Malaikat tertinggi di sisi Allah



Orang percaya patut memahami dan mengerti pelajaran iman tentang “malaikat” karena mereka adalah roh-roh yang ditugaskan untuk berhubungan dengan manusia dalam kaitannya dengan tugasnya untuk “melayani orang-orang yang harus memperoleh keselamatan“ (Ibrani 1:14), yaitu kita semua yang percaya kepada Yesus Kristus.

Malaikat dalam iman Kristen adalah makhluk roh yang selalu eksis dalam segala zaman. Ada banyak kesaksian tentang eksistensi mereka, baik sejak zaman Adam, masa Perjanjian Lama, masa Perjanjian Baru dan sampai masa modern sekarang. Tuhan yang maha baik telah menugaskan makhluk-makhluk roh itu untuk menjaga, menolong dan menyertai para pewaris keselamatan.
Dan ada 4 Malaikat yang yang tertinggi kedudukannya di sisi Allah, karena ke 4 Malaikat inilah yang sering kita sebut / dalam melaksanakan tugas dari Allah. Malaikat dalam iman Kristen bertugas untuk melayani dan juga menjaga  orang-orang yang mengasihi Tuhan. Dalam doa-doa dan aktivitas harian
  kita, sepatutnyalah kita ingat akan para utusan Allah ini yang oleh karena kasih-Nya melindungi hidup kita dari malapetaka dan membimbing kita di jalan keselamatan.



Ibrani 1: 6 Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."

Malaikat Mikhael merupakan unsur Air pada tubuh kita
Malaikat Gabriel  merupakan unsur Tanah pada tubuh kita
Malaikat Raphael merupakan unsur Angin pada tubuh kita
Malaikat Azrael   merupakan unsur Api pada tubuh kita
Itulah ke 4 Malaikat yang mempunyai kedudukan tertinggi di sisi Allah

 Mereka disebutkan berkemah di sekeliling orang-orang yang mengasihi Tuhan dan melindunginya (Mazmur 34:8; Matius 18:10). Pengalaman penulis sendiri yang beberapa kali terluput dari kecelakaan, seolah menyadarkan bahwa Allah telah mengutus malaikat-Nya untuk meluputkan. Berkaitan dengan perannya yang melayani dan melindungi orang percaya, berikut beberapa peristiwa yang dicatat Alkitab:
 
  Mereka bersukacita apabila satu orang berdosa bertobat (Lukas 15:10)
  Membebaskan orang percaya dari ancaman bahaya (Kisah Para Rasul  5:18-20 : 12 : 6 - 11 )   
  Membawa berkat kesembuhan atas manusia (Yohanes 5:4)
  Mengantarkan jawaban atas doa (Daniel 10:12-14)
 Kadang-kadang membantu penafsiran mimpi dan penglihatan yang bersifat  nubuat (Daniel10:14)
  Memberikan kekuatan kepada umat Allah (1 Raja-Raja 19:4-8)
  Melindungi orang kudus yang takut akan Allah (Daniel 3:28; 6:23)
  Berperang melawan kuasa setan-setan (Daniel 10:13; Wahyu 12:7)
  Membawa roh orang percaya yang meninggal dunia ke Firdaus (Lukas 16:22)
  Mengarahkan orang percaya dalam bersaksi (Kisah Para Rasul 8:26-40)
Malaikat Pelindung

Orang Israel maupun jemaat Kristen mula-mula mempunyai konsep bahwa setiap orang memiliki satu malaikat khusus yang ditugaskan untuk menjaga dan menemaninya selama hidup. Ada dua ayat Alkitab yang sering dikutip untuk memperkuat pandangan ini. Setelah memanggil seorang anak dan menempatkannya di tengah-tengah para murid, Yesus mengatakan, “Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di Sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di Sorga” (Matius 18:10).

Kisah Para Rasul 12:15 menceritakan ketika Petrus telah sampai di pintu gerbang dan seorang hamba perempuan bernama Rode memberitahukan hal itu kepada orang-orang lainnya, mereka berkata, “Itu malaikatnya”. Kedua ayat tadi menunjukkan adanya paham di kalangan orang Kristen mula-mula bahwa setiap orang mempunyai malaikat pelindung.

Sekalipun demikian, perlu dipahami bahwa ada bagian lain dari Alkitab yang mengatakan bahwa orang percaya tidak hanya dilindungi oleh satu, namun oleh banyak malaikat, seperti yang dialami oleh nabi Elisa (2 Raja-Raja 6:17).

    Malaikat menyampaikan dan menyatakan amanat Allah kepada manusia.

Tindakan ini sesuai dengan makna dari istilah malaikat, yaitu sebagai “utusan”. Mereka membawa berita dari Allah kepada manusia, misalnya kepada Zakharia (Lukas 1:13-20), kepada Maria(Lukas 1:26-38), kepada Kornelius (Kisah Para Rasul 10:3-7), kepada rasul Paulus (Kisah Para Rasul 27:23-24).

    Malaikat melaksanakan hukuman Allah

 Para malaikat menjadi eksekutor hukuman Allah atas Sodom dan Gomora (Kejadian 19:13), malaikat membinasakan tentara raja Asyur yang memerangi umat Israel (2 Tawarikh 32:21), malaikatlah yang membinasakan Herodes (Kisah Para Rasul 12:23). Kitab Wahyu penuh dengan nubuat mengenai penghukuman yang akan dilaksanakan oleh para malaikat (Wahyu 8:6-9; 16:1-17; 19:11-14).

    Malaikat terlibat dalam Kedatangan Yesus kedua

Para malaikat akan mendampingi Tuhan Yesus pada saat kedatangan-Nya yang kedua nanti. Alkitab menulis demikian, “Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.” (Matius 25:31).

Merekalah yang akan memisahkan gandum dari lalang – gambaran pemisahan orang Benar dari orang fasik – (Matius 13:39-42). Tuhan Yesus akan menyuruh para malaikat untuk memanggil orang-orang pilihan-Nya dari seluruh penjuru dunia dengan tiupan sangkakala (Matius 24:31; bandingkan dengan 1 Tesalonika 4:16-17).

 SIFAT MALAIKAT

1. Malaikat tidak berbadan

 Para malaikat disebut sebagai “roh-roh” yang melayani. Hal itu menunjukkan jati diri mereka yang esensial, yaitu jenis makhluk yang tidak berbadan jasmani, namun berbentuk roh. Dalam peristiwa-peristiwa khusus, Alkitab mencatat adanya aktivitas malaikat dengan memakai tubuh manusia (Kejadian 18-19, Lukas 1:26; Yohanes 20:12; Ibrani 13:2).

Kenyataan itu merupakan peristiwa khusus yang terjadi atas campur tangan “kuasa Tuhan”didalamnya. Penggunaan tubuh jasmani oleh malaikat hanya terjadi dalam tugas-tugas khusus tertentu untuk menjalankan perintah Allah. Selain daripada itu, maka hakekat mereka adalah kembali sebagai roh. Adanya tubuh jasmani dalam penampakan malaikat tidak terlepas dari otoritas Tuhan yang mengijinkan hal itu dan dalam pengawasan-Nya sebagai pelaksana firman-Nya.

2. Malaikat bukan manusia yang dimuliakan

Manusia dibedakan dengan malaikat. Dalam Matius 22:30 dikatakan bahwa orang-orang percaya suatu saat nanti akan menjadi seperti malaikat, dan bukan dikatakan bahwa mereka akan menjadi malaikat. “beribu-ribu malaikat” dibedakan dari “roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna” (Ibrani 12:22-23). Alkitab mencatat bahwa manusia diciptakan sedikit lebih rendah daripada malaikat, tetapi kemudian akan menjadi lebih tinggi daripada malaikat (Mazmur 8:6; Ibrani 2:7). Bahkan orang-orang percaya disebutkan oleh firman Tuhan suatu saat nanti akan menghakimi malaikat (1 Korintus 6:3).

Malaikat tidak pernah akan dimuliakan, seperti halnya nasib orang-orang percaya yang akan dimuliakan Allah. Manusialah satu-satunya ciptaan yang disebutkan Alkitab sebagai “mahkota ciptaan” karena telah diciptakan “segambar (tselem: ibrani)” dan “serupa (demuth: ibrani)” dengan Allah (Kejadian 1:26; Mazmur 8:5-7).

3. Malaikat merupakan suatu kelompok, bukan suatu bangsa

Para malaikat disebut Alkitab sebagai bala tentara Allah (Lukas 2:13). Mereka merupakan suatu kelompok yang besar, dimana hanya Allah sendiri saja sebagai pencipta-Nya yang mengetahui dengan persis jumlahnya. Malaikat tidak menikah atau dinikahkan, juga tidak pernah mengalami kematian (Lukas 20:34-36). Kadangkala Alkitab menyebut malaikat sebagai “anak-anak Allah” (Ayub 1:6: 2:1; 38:7).

4. Bila berdosa sifatnya kekal (tidak ada pengampunan)

Malaikat diciptakan dengan akal budi, kecerdasan dan kekuatan yang luar biasa. Akal budi itu membuat mereka mempunyai pilihan, yaitu bisa mentaati Allah atau tidak mentaati-Nya. Alkitab mencatat adanya malaikat-malaikat yang dihukum Allah.

Beberapa ayat yang mengindikasikan hal tsb:

“Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman” (2 Petrus 2:4).

“Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar” (Yudas 1:6).

“Sesungguhnya, hamba-hamba-Nya tidak dipercayai-Nya, malaikat-malaikat-Nyapun didapati-Nya tersesat, (Ayub 4:18)

“Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.” (Wahyu 12:4,7,9)

Oleh karena esensi mereka adalah roh (dimana roh bersifat kekal), maka bila berbuat dosa, maka sifatnya kekal (tidak dapat diampuni), dan karenanya mendapat hukuman yang kekal.

Hal itu berbeda dengan manusia yang mempunyai tubuh jasmani, meskipun mempunyai roh. Apabila berdosa, maka dosa itu masih bisa diampuni Allah melalui percikan darah binatang (konsep pengampunan dosa di Perjanjian Lama) maupun oleh darah Yesus yang mengampuni dan menyucikan (1 Yohanes 1:9; Roma 3:25; Ibrani 10:19; 13:12; 1 Yohanes 1:7; Wahyu 1:5); sejak masa Perjanjian Baru sampai masa Gereja sekarang ini.

5. Malaikat lebih kuat dan lebih pandai daripada manusia

Malaikat dikatakan Alkitab sebagai lebih perkasa dan berkuasa daripada manusia (2 Petrus 2:11), namun mereka tidak maha kuasa. Contoh kekuatan dan keperkasaan malaikat terlihat ketika melepaskan para rasul dari penjara (Kisah Para Rasul 5:19; 12:7) maupun ketika menggulingkan batu penutup kuburan Yesus yang disegel itu (Matius 28:2), juga ketika membinasakan bala tentara raja Asyur yang memerangi umat Israel (2 Tawarikh 32:21).

Meskipun demikian, sebagai makhluk ciptaan kekuatan malaikat terbatas, seperti halnya ciptaan lainnya, sebab hanya Allah saja yang maha besar dan berkuasa (Mazmur 135:5). Sebagai contoh, malaikat yang datang mengunjungi Daniel memerlukan bantuan Mikhael dalam perjuangannya melawan roh jahat penguasa Persia (Daniel 10:13). Baik Mikhael, penghulu malaikat (Yudas 1:9), maupun iblis (Ayub 1:12; 2:6) memiliki kekuatan yang terbatas.

Pengetahuan dan kebijaksanaan seorang malaikat dianggap sebagai kebijaksanaan yang tinggi (2 Samuel 14:20), meskipun demikian malaikat tidak maha tahu. Tuhan Yesus mengatakan, “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.”(Matius 24:36). Para malaikat dipanggil sebagai saksi oleh rasul Paulus, “Di hadapan Allah dan Kristus Yesus dan malaikat-malaikat pilihan-Nya kupesankan dengan sungguh kepadamu: camkanlah petunjuk ini tanpa prasangka dan bertindaklah dalam segala sesuatu tanpa memihak.” (1 Timotius 5:21). Para malaikat ingin meneliti dan mengetahui keajaiban-keajaiban karya Injil keselamatan (1 Petrus 1:11-12). Hal-hal itu menunjukkan fakta bahwa pengetahuan malaikat juga terbatas, sebab hanya Allah saja yang maha tahu.

6. Malaikat sangat cepat namun tidak maha hadir

Sebagai makhluk roh, malaikat bergerak dengan kecepatan yang melebihi kecepatan cahaya. Namun demikian, malaikat tidak maha hadir. Alkitab mencatat bahwa mereka mengembara menjelajahi Bumi (Ayub 1:7; Zakharia 1:9-11) dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya (Daniel 9:21-23).

PENGGOLONGAN MALAIKAT

Secara umum berdasarkan kebenaran Alkitab, nampaknya malaikat-malaikat Allah terbagi dalam susunan yang rapih dan efektif sesuai dengan keberadaan masing-masing. Penggolongan ini bukan berdasarkan pangkat atau kedudukan, karena Alkitab sendiri tidak menyatakan secara gamblang mengenai hierarki atau susunan kepangkatan dalam dunia malaikat.Penggolongan ini didasarkan pada jenis dan fungsi malaikat-malaikat Allah sebagaimana yang dinyatakan dalam Alkitab.



1. Serafim

Dalam bahasa asli Alkitab, Ibrani ditulis “saraph”, artinya adalah “yang terbakar”. Serafim/Seraphims (inggris) adalah makhluk sorgawi yang ditulis paling jelas dalam kitab Yesaya pasal 6. Serafim digambarkan sebagai mahluk bersayap enam yang selalu berada di sisi TUHAN, sambil senantiasa memuji-Nya terus menerus. Serafim tidak banyak ditulis dalam Alkitab, kecuali di dalam kitab Yesaya pasal 6.

Kenyataan bahwa mereka selalu berada di sisi TUHAN, menunjukkan bahwa mereka adalah golongan malaikat yang bertugas memuji TUHAN di tahta-Nya (Yesaya 6:2-3). Serafim senantiasa berada di hadapan hadirat TUHAN, dan tampaknya tidak pernah diutus ke dunia.



2. Kerub/Kerubim – cherub/cherubim (plural)

Kata “Cherub” berasal dari bahasa Assyrian, yang berarti “dekat”, yang berarti juga “pengawal pribadi”. Kerub/Kerubim disebut dalam Kejadian 3:24; 2 Samuel 6:2; 2 Raja-Raja 19:15; Mazmur 18:11; 80:2; 99:1; Yehezkiel 10:1-22; Yehezkiel 28:14-16.

Berdasarkan fakta dari ayat-ayat tersebut, Kerub memiliki empat muka dan empat sayap. Muka yang pertama ialah muka Kerub, yang kedua ialah muka manusia, yang ketiga adalah muka singa dan keempat adalah muka rajawali (Yehezkiel 10:14). Kerub bertugas sebagai penjaga pintu masuk Taman Eden (Kejadian 3:24), menopang tahta Allah (2 Samuel 6:2; 22:11; Mzm 18:11; 80:2; 99:1) dan menjaga tahta Allah (Yehezkiel 28:14-16).

Kerub paling sering disebut dalam Perjanjian Lama sebagai figur yang terdapat dalam tutup Tabut Perjanjian (Ark of Covenant). Dua Kerub diukir di atas tutup Tabut Perjanjian yang ditempatkan di dalam Kemah Suci dan Bait Suci (Keluaran 25:19; 1 Raja-Raja 6:23-28).

Kerub juga disulam dalam kain yang menutupi Kemah Suci/Tabernakel (Keluaran 26:1,31), serta diukir pada gerbang-gerbang Bait Allah (1 Raja-Raja 6:32,35).



3. Penghulu Malaikat

 Mikhael

Istilah “penghulu malaikat” muncul hanya dua kali di dalam Alkitab, yaitu dalam 1 Tesalonika 4:16 dan Yudas 1:9, keduanya dalam Perjanjian Baru. Istilah “penghulu malaikat” dalam alkitab versi bahasa Inggris ditulis sebagai “archangel”. Dalam teks asli Alkitab Perjanjian Baru, yang berbahasa Yunani, kata yang digunakan adalah “archaggelos”, yang bermakna “chief of the angels” atau pemimpin para malaikat. Yudas 1:9 menyebut Mikhael sebagai sang penghulu malaikat. Nama Mikhael sendiri di dalam bahasa Ibrani berarti “who is like God” atau “Siapakah yang sama dengan Allah?”.

Di dalam Perjanjian Lama, Mikhael diidentifikasikan dengan Israel sebagai suatu bangsa “Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael, pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu” (Daniel 12:1), dan di dalam Daniel 10:13 di tuliskan bahwa Mikhael merupakan pemimpin terkemuka.

Di dalam Perjanjian Baru, Mikhael disebutkan akan memimpin perang di Sorga untuk mengusir iblis dan malaikat-malaikatnya. Alkitab mencatat, “Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu  dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.” (Wahyu 12:7-9).

Mikhael juga yang akan meniup sangkakala sebagai pertanda kedatangan Tuhan Yesus kedua kali. Alkitab menulis, “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit.”(1 Tesalonika 4:16)

Gabriel

Nampaknya malaikat Gabriel termasuk salah satu dari malaikat utama Allah. Gabriel dalam bahasa Ibrani berarti “Man of God”, “Warrior of God” atau ”hamba Allah”,  “pejuang Allah”. Injil Lukas 1:19 menulis perkataan Gabriel sebagai yang “melayani Allah”.

Sementara Mikhael lebih berperan sebagai “pemimpin perang” (Daniel 10:13; Wahyu 12:7), Gabriel fokusnya sebagai “utusan” (messenger) atau “pesuruh Allah” yang membawa berita dari Allah kepada manusia. Ia diutus kepada Daniel (Daniel 8:16; 9:21), Zakharia untuk menyampaikan nubuat kelahiran Yohanes pembaptis (Lukas 1:8-24) dan Maria untuk menyampaikan berita tentang inkarnasi Firman Allah menjadi manusia Yesus (Lukas 1:26-37; Yohanes 1:1-18).



4.  Malaikat Jurang maut

Dan raja yang memerintah mereka ialah malaikat jurang maut; namanya dalam bahasa Ibrani ialah Abadon dan dalam bahasa Yunani ialah Apolion. (Wahyu 9:11)

5. Para malaikat

Para malaikat menunjuk kepada malaikat-malaikat ciptaan Allah lainnya yang berjumlah sangat banyak. Alkitab tidak menyebut nama malaikat secara spesifik, kecuali Mikhael dan Gabriel. Selebihnya dikatakan sebagai para malaikat atau bala tentara sorga (Matius 4:11; 13:41; Lukas 2:13; Kisah Para Rasul 12:7; 27:23; Ibrani 12:22; Wahyu 5:11; 7:11).

Para malaikat tampaknya terorganisasi dengan sangat rapih sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing. Ada yang diutus TUHAN untuk menyelamatkan Petrus dari penjara (Kisah Para Rasul 12:7-10), ada juga yang diutus untuk memberi kekuatan psikologis kepada Paulus (Kisah Para Rasul 27:23-25), memberi keyakinan kepada Yusuf (Matius 1:20), menampakkan diri kepada Maria Magdalena (Yohanes 20:11-13) dsb.


Referensi:

 Alkitab


Malaikat Agung dan Malaikat Pelindung
oleh: Romo William P. Saunders *

Kitab Suci mencatat nama tiga malaikat yang adalah utusan utama Allah, yaitu St Mikhael, St Rafael, dan St Gabriel. Mereka disebut malaikat agung oleh karena peran penting mereka dalam rencana Allah. St Mikhael, yang namanya berarti, “siapa yang seperti Allah”, memimpin bala tentara malaikat yang mencampakkan setan dan para malaikat yang memberontak ke dalam neraka; pada akhir zaman, St Mikhael akan menghunus pedang keadilan guna memisahkan yang baik dari yang jahat (bdk Why 12:7dst). St Gabriel, yang namanya berarti, “kekuatan Allah” menyampaikan kabar kepada Santa Perawan Maria bahwa ia telah dipilih menjadi Bunda Sang Juruselamat (bdk Luk 1:26-38). St Rafael, yang namanya berarti “kesembuhan dari Allah”, menyembuhkan mata Tobit yang buta (bdk Tobit 5).

Para malaikat adalah juga pelindung kita. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan, “Sejak masa anak-anak sampai pada kematiannya malaikat-malaikat mengelilingi kehidupan manusia dengan perlindungan dan doa permohonan” (No. 336). St Basilius (wafat 379) menegaskan, “Seorang malaikat mendampingi setiap orang beriman sebagai pelindung dan gembala, supaya menghantarnya kepada kehidupan” (Adversus Eunomium, III, 1). Sebagian besar dari kita, semenjak kecil telah belajar mendaraskan doa sederhana kepada malaikat pelindung kita, “Malaikat Allah, pelindungku tersayang, dengan perantaraan siapa kasih Allah dinyatakan kepadaku. Sejak saat ini dampingilah aku, untuk menerangi, melindungi, memimpin dan membimbingku.” Sebagian dari para kudus dapat melihat malaikat, seperti St Petrus (Kis 12:1-19), atau melihat malaikat pelindung mereka, seperti St Padre Pio dan St Elizabeth dari Hungaria.

Di samping itu, sebagai umat Katolik, kita ingat peran penting St Mikhael dalam membela kita melawan setan dan kuasa-kuasa jahat. Di penghujung abad ke-19, Paus Leo XIII (wafat 1903) mendapat penglihatan yang menubuatkan datangnya abad penderitaan dan perang. Dalam penglihatan tersebut, Tuhan mengijinkan setan memilih suatu abad di mana ia boleh melancarkan serangan-serangannya yang paling dahsyat melawan Gereja. Iblis memilih abad ke-20. Bapa Suci begitu tergerak hatinya oleh penglihatan ini hingga beliau menyusun suatu doa kepada Malaikat Agung St Mikhael, “Malaikat Agung St. Mikhael, belalah kami dalam peperangan. Jadilah pelindung kami dalam melawan segala kejahatan dan jebakan setan. Kami mohon dengan rendah hati agar Allah menaklukkannya, dan engkau, O panglima balatentara surgawi, dengan kuasa Ilahi, usirlah ke neraka setan dan semua roh jahat yang berkeliaran di seluruh dunia yang hendak menghancurkan jiwa-jiwa. Amin.” Selama bertahun-tahun, doa ini didaraskan pada akhir Misa Kudus guna menumbangkan komunisme. Segenap umat beriman sepatutnya kembali berseru memohon pertolongan St Mikhael dalam memberantas kejahatan-kejahat dahsyat yang merajalela dalam dunia - aborsi, eutanasia, terorisme, pembantaian bangsa-bangsa tertentu, perkawinan sesama jenis, dan lain sebagainya.

Sebagai warga Gereja, kita menyadari peran serta para malaikat dalam kegiatan liturgi kita. Dalam Misa Kudus, pada bagian Prefasi sebelum Doa Syukur Agung, kita menggabungkan diri bersama segenap malaikat dan para kudus untuk melambungan madah pujian, “Kudus, kudus, kudus….” Dalam Doa Syukur Agung I, imam berdoa, “Allah yang Mahakuasa, utuslah malaikat-Mu yang kudus mengantar persembahan ini ke altar-Mu yang luhur.” Dalam Aklamasi Akhir Liturgi Pemakaman, imam berdoa, “Kiranya para malaikat menghantarmu ke dalam Firdaus; kiranya para martir datang menyambutmu dan membawamu ke kota suci, Yerusalem baru yang abadi.” Di samping itu, dalam penanggalan liturgi kita merayakan Pesta Para Malaikat Agung pada tanggal 29 September dan Pesta Para Malaikat Pelindung pada tanggal 2 Oktober.



 Doa Malaikat Rafael


Rafael Malaikat Agung, pelindung perjalanan, dampingilah kami dalam peziarahan di dunia ini.
Tuntunlah dan bimbinglah kami agar selalu berada di jalan keselamatan.
Dengan kuasa Allah, lindungilah dan bebaskanlah kami dari cobaan dan jerat iblis.

Karena engkau adalah Penyembuh Allah, dengan rendah hati kami mohon, sembuhkanlah kami dari segala penyakit tubuh dan jiwa yang kami derita.

Semoga bersama engkau dan para malaikat kudus, kami dapat memuji dan memuliakan Allah untuk selama-lamanya.


AMIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar