: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Yohanes 14:6

Senin, 16 November 2015

Nubuat




NUBUAT
Berita yang terilham; penyingkapan atau pemberitaan tentang kehendak serta maksud-tujuan ilahi. Nubuat bisa berbentuk ajaran moral yang terilham, pernyataan tentang perintah atau penghakiman ilahi, atau pemberitahuan tentang sesuatu yang akan datang. Sekalipun peramalan, atau pemberitahuan di muka, bukanlah gagasan utama yang terkandung dalam kata kerja dasar kata itu dalam bahasa-bahasa aslinya (Ibr., na·vaʼʹ; Yn., pro·fe·teuʹo), hal itu merupakan corak yang menonjol dari nubuat Alkitab.—Lihat NABI.
Contoh-contoh berikut ini menggambarkan makna kata-kata aslinya: Ketika dalam suatu penglihatan Yehezkiel diberi tahu untuk ’bernubuat kepada angin’, ia hanya menyatakan perintah Allah kepada angin. (Yeh 37:9, 10) Ketika Yesus diadili, orang-orang menyelubungi dia, menamparnya, lalu mengatakan, ”Bernubuatlah kepada kami, hai, Kristus. Siapa yang memukul engkau?” Mereka tidak meminta Yesus untuk meramal, tetapi agar ia mengidentifikasi para penamparnya melalui penyingkapan ilahi. (Mat 26:67, 68; Luk 22:63, 64) Wanita Samaria di tepi sumur mengakui bahwa Yesus adalah ”seorang nabi” karena Yesus menyingkapkan hal-hal tentang masa lalu wanita itu yang mustahil Yesus ketahui kecuali melalui kuasa ilahi. (Yoh 4:17-19; bdk. Luk 7:39.) Demikian pula, bagian-bagian dalam Alkitab seperti Khotbah Yesus di Gunung dan kecamannya terhadap para penulis dan orang Farisi (Mat 23:1-36) dengan tepat dapat disebut nubuat, karena merupakan ’pemberitaan’ terilham tentang pandangan Allah akan hal-hal tertentu, seperti pernyataan yang disampaikan oleh Yesaya, Yeremia, dan nabi-nabi lain sebelumnya.—Bdk. Yes 65:13-16 dan Luk 6:20-25.
Contoh-contoh tentang pemberitahuan di muka, atau peramalan, tentu sangat banyak dalam seluruh Alkitab, beberapa contoh dari masa-masa yang sangat awal dapat kita temukan di Kejadian 3:14-19; 9:24-27; 27:27-40; 49:1-28; Ulangan 18:15-19.
Sumber semua nubuat sejati adalah Allah Yehuwa. Ia menyampaikannya melalui roh kudus-Nya atau, kadang-kadang, melalui para malaikat utusan yang dibimbing oleh roh. (2Ptr 1:20, 21; Ibr 2:1, 2) Nubuat-nubuat dalam Kitab-Kitab Ibrani sering kali dimulai dengan kata-kata, ”Dengarlah firman Yehuwa” (Yes 1:10; Yer 2:4), dan ungkapan ”firman (ini)” sering kali berarti berita, atau nubuat, yang terilham.—Yes 44:26; Yer 21:1; Yeh 33:30-33; bdk. Yes 24:3.
Bagaimana ’kesaksian tentang Yesus mengilhami penubuatan’?
Dalam penglihatan, rasul Yohanes diberi tahu oleh seorang malaikat bahwa ”memberikan kesaksian tentang Yesus, itulah yang mengilhami [harfiah, ”itulah roh”] penubuatan”. (Pny 19:10) Rasul Paulus menyebut Kristus ”rahasia suci Allah” dan mengatakan bahwa ”di dalam dia semua harta hikmat dan harta pengetahuan tersembunyi dengan cermat”. (Kol 2:2, 3) Alasannya adalah, Allah Yehuwa memberi Putra-Nya peranan kunci dalam perwujudan maksud-tujuan Allah yang mulia untuk menyucikan nama-Nya dan memulihkan bumi serta penduduknya ke tempatnya yang patut dalam penyelenggaraan-Nya, yang akan dilaksanakan melalui ”suatu administrasi pada kesudahan dari waktu yang ditetapkan, yakni untuk mengumpulkan kembali segala perkara dalam Kristus, perkara-perkara di surga dan perkara-perkara di bumi”. (Ef 1:9, 10; bdk. 1Kor 15:24, 25.) Karena penggenapan maksud-tujuan Allah yang agung semuanya berkaitan erat dengan Yesus (bdk. Kol 1:19, 20), semua nubuat, yaitu semua berita terilham dari Allah yang diumumkan oleh hamba-hamba-Nya, menunjuk ke Putra-Nya. Jadi, seperti dikatakan dalam Penyingkapan 19:10, seluruh ”roh” (segenap kecenderungan, niat, dan tujuan) nubuat adalah untuk memberikan kesaksian tentang Yesus, pribadi yang akan Yehuwa jadikan ”jalan dan kebenaran dan kehidupan”. (Yoh 14:6) Hal ini benar, bukan hanya berkenaan dengan nubuat yang diberikan sebelum pelayanan Yesus di bumi melainkan juga setelah itu.—Kis 2:16-36.



Apakah karunia berbuat mujizat/nubuat berlaku untuk zaman sekarang?


Jawaban: Pertama-tama penting untuk menyadari bahwa ini bukan mempertanyakan apakah Tuhan masih melakukan mujizat pada zaman sekarang. Adalah suatu kebodohan dan tidak Alkitabiah untuk mengatakan bahwa Allah tidak lagi menyembuhkan orang, berbicara kepada orang-orang dan melakukan mujizat dan tanda-tanda ajaib pada zaman sekarang. Pertanyaannya adalah apakah karunia berbuat mujizat yang digambarkan dalam 1 Korintus pasal 12-14 masih aktif dalam gereja pada zaman sekarang. Ini bukan mempertanyakan apakah Roh Kudus ”dapat” memberi seseorang karunia untuk berbuat mujizat. Pertanyaannya adalah, apakah pada zaman sekarang Roh Kudus masih memberikan karunia untuk berbuat mujizat. Lebih dari semua itu, kita mengakui bahwa Roh Kudus bebas untuk membagi-bagikan karunia sesuai dengan apa yang diinginkanNya (1 Korintus 12:7-11).

Dalam kitab Kisah Rasul dan Surat-surat, sebagian besar mujizat dilakukan oleh para rasul dan pembantu-pembantu dekat mereka. 2 Korintus12:12 memberi kita alasan mengapa demikian, “Segala sesuatu yang membuktikan, bahwa aku adalah seorang rasul, telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran oleh tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa.” Jika setiap orang percaya dalam Kristus diberikan kemampuan untuk melakukan tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa, maka tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa tidak dapat menjadi tanda pengenal seorang rasul. Kisah Rasul
2:22 memberitahu kita bahwa Yesus ”diakreditasikan” oleh ”tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa.” Demikian pula para rasul ”ditandai” sebagai utusan-utusan yang benar-benar dari Allah melalui mujizat-mujizat yang mereka lakukan. Kisah Rasul 14:3 mengatakan bahwa berita Injil ”dikonfirmasikan” oleh mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Paulus dan Barnabas.

1 Korintus pasal 12-14 pada pokoknya membicarakan topik karunia-karunia Roh. Dari teks ini kelihatannya bahwa orang-orang Kristen “biasa” kadang-kadang diberi karunia berbuat mujizat (12:8-10; 28-30). Kita tidak diberitahu berapa umum hal ini. Dari apa yang kita pelajari di atas, bahwa para rasul ”ditandai” dengan mujizat dan tanda-tanda ajaib, kelihatannya karunia berbuat mujizat diberikan pada orang-orang Kristen ”biasa” sebagai suatu kekecualian dan bukan kebiasaan. Selain para rasul dan pembantu-pembantu dekat mereka, dalam Perjanjian Baru tidak dikatakan orang-orang lain memiliki karunia berbuat mujizat.

Penting untuk diingat bahwa gereja mula-mula tidak memiliki Alkitab yang lengkap sebagaimana kita miliki hari ini (2 Timotius
3:16-17). Karena itu karunia bernubuat, pengetahuan dan kebijaksanaan, dll dibutuhkan agar supaya orang-orang Kristen mula-mula mengetahui apa yang Allah ingin mereka lakukan. Karunia bernubuat memampukan orang-orang percaya mengkomunikasikan kebenaran dan wahyu baru dari Tuhan. Sekarang setelah wahyu Allah lengkap dalam Alkitab, karunia yang bersifat ”pewahyuan” tidak lagi dibutuhkan, paling tidak dalam kapasitas seperti dalam Perjanjian Baru.

Allah secara ajaib menyembuhkan orang setiap hari. Allah masih berbicara kepada kita pada zaman sekarang, baik dengan suara yang kedengaran, maupun dalam pikiran kita, atau melalui kesan dan perasaan yang kita dapatkan. Allah masih melakukan tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa yang mengherankan, dan kadang-kadang melakukan mujizat-mujizat itu melalui orang Kristen. Namun demikian, apa yang dilakukan tidak selalu berarti itu adalah karunia melakukan mujizat. Tujuan utama dari karunia berbuat mujizat adalah untuk membuktikan bahwa Injil itu benar adanya dan bahwa para rasul adalah benar-benar utusan-utusan Allah. Alkitab tidak secara langsung mengatakan bahwa karunia mujizat sudah berhenti, namun memberikan dasar untuk memahami bahwa karunia itu mungkin tidak lagi dibutuhkan.



Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Efesus 2:8-9


 
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Yohanes 3:16



Allah ... yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan.

1 Petrus 1:3

(Maz 51:9 Basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar